Jumat, 27 Mei 2011

PANDANGAN TENTANG MATEMATIKA

Banyak guru mulai menggunakan apa yang disebut “pendekatan standar ”Pembelajaran yang lebih kooperatif, loebih menekankan pada konsep dan pemecahan soal dan toleransi yang luas terhadap penggunaan kalkulator.Perubahan-perubahan ini sering tidak mendasar dan tidak benar-benar mengubah sifat apa yang siswa kerjakan dan bagaiman mereka berfikir di dalam pelajaran matematika.

Kebanyak orang berfikir bahwa matematika adalah sebuah mata pelajaran yang penting tetapi hanya sebagian yang memahami apa sebenarnya matematika itu. Untuk kebanyakan orang, mengataklan bahwa matematika adalah kumpulan aturan yang harus dimengerti, perhitungan-perhitungan aritmetika, persamaan aljabar yang abstrak dan bukti-bukti geometris dan lain sebagainya. Pandangan ini sangat berbeda dengan pandangan terhadap matematika yang memberti arti objek-objek matematika seperti data, bentuk perubahan atau pola.

Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang bulat diantara matematikawan, apa yang disebut matematika. Sasaran penalaran matematika tidak konkrit melainkan abstrak. Dengan mengetahui sasaran matematika kita dapat mengetahui hakekat matematika yang sekali gus dapat kita ketahui juga cara berfikir matematika itu.(Herman Hudodo,1988;2)

Kalau kita telaah bahwa matematika tidak hanya berhubungan dengan bilangan-bilangan serta operasi-operasinya melainkan, juga unsure ruang sebagai sasarannya. Bagaimana pandangan ini bisa menjadi lazim di masyarakat kita?. Jawaban terbaik dapat ditemukan dalam pendekatan yang digunakan guru dalam mengajar matematika. Memang pengajaran tradisional masih merupakan pola pengajaran utama, karena tuntutan dan tanggungan yang cukup berat bagi guru, Yang biasanya diawali dengan penjelasan tentang ide-ide yang terdapat dalam halaman buku yang dipelajari, kemudian diikuti dengan menunjukan kepada siswa bagaiman mengerjakan latihan soal. Bahkan ketika siswa berkegiatan, guru masih menuntun siswa bagaimana menggunakan materi yang dipelajari untuk menjawab soal.

Kalau dilihat dari tuntuan KTSP tentang pembelajaran matematika maka cara tersebut diatas jauh dari tujuan yang diharapkan.Coba kita lihat dari standar isi dan standar kompetensi dan kompetensi dasar di situ jelas jelah pada setiap langakh dijelaskan bahwa matematika menggunakan metode pemecahan masalah dengan tujuan untuk meningkatkan daya fikir siswa yang kreatif. Akan tetapi kembali lagi kepada persoalan tuntutan tadi.

Matamtika adalah ilmu tentang pola dan urutan (Jhon A. Van De walle, 2006, 13) Difinisi ini menantang pandangan masyarakat terhadap matematika sebagai ilmu yang didominasi oleh perhitungan. Ilmu pengetahuan merupakan proses penggambaran sesuatu atau memberi arti tentang sesuatu. Memang ilmu pengtahuan berawal dari soal tetapi pada suatu situasi. Meskipun mungkin kita tidak pernah memikirkannya, matematika adalah ilmu tentang sesuatu yang meilki pola keteraturan dan urutan yang logis. Menemukan dan mengungkapkan keteraturan atau urutan ini dan kemudian memberikan arti merupakan makna dari mengerjakan matematika.

Sebagai contoh, pernahkah kita sebagi seorang guru memikirkan bahwa 6 + 7 sama dengan 5 + 8 dan 4 + 9? Bagaimana polanya?, Bagaiman hubungannya? atau contoh lain jika dua bilangan ganjil dikalikan dengan bilangan ganjil maka hasilnya adalah bilangan ganjil, tetapi jika dua bilangan ganjil di jumlahkan atau dikurangkan hasilnya adalah bilangan genab.

Adapun perinsip dan standar matematika sekolah dirancang untuk meberikan petunjuk dan arahan bagi para guru dan pihak-pihak lain yang terkait dengan pembelajaran matematika. Salah satu ciri yang paling penting dari prinsip-prinsip dan standar matematika sekolah adalah adanya enam perinsip dasar untuk mencapai pendidikan matematika yang berkualitas tinggi yaitu:

1. Prinsip Kesetaraaan
Pran yang kuat dari prinsip kesetaraan adalah harapan yang tinggi utnuk semua siswa. Semua siswa harus mempunyai kesempatan dan dukungan yang cukup untuk belajar matematika “tampa memandang karakteristik persoalan, latar belakang atau hambatan fisik”.

2. Prinsip Kurikulum
Koheren berkaitan dengan pentingnya membangun atau mengembangkan pengajaran seputar ide-ide baik didalam kurikulum maupun pengajaran didam kelas. Para siswa harus dibantu untuk melihat bahwa matematika merupakan sesuatu yang utuh dan terjalin. Bukan kumpulan bagian-bagian yang terlepas.
Ide-ide matematika itu penting jika ide-ide itu berguna bagi pengembangan yang lain, menghubungkan ide yang satu dengan yang lainya, atau membantu mengilustrasikan mata pelajaran matematika sebagai usaha manusia.

3. Prinsip Pengajaran
Apa yang siswa pelajari hampir seluruhnya tergantung pada pengalaman guru mengajar di dalam kelas setiap hari. Untuk mencapai pendidikan yang berkualitas para guru harus (1) memahami secara mendalam matematika yang mereka ajarkan (2)memahami bagaimana siswa belajar matematika, tyermasuk didalamnya mengetahui perkembangan matematika siswa secara individu, dan (3) memilih tugas-tugas dan strategi yang akan meningkatkan mutu proses pengajaran. Tugas para giuru adalah mendorong siswanya untuk berfikir, bertanya, menyelesaikan soal, dan mendiskusikan ide-ide juga strategi

4. Prinsip Pembelajaran
Prinsip ini didasari pada dua ide dasar . yang pertama, belajar matematika dengan pemahaman, adalah penting. Belajar matematika tidak hanya memerlukan keterampilan menghitung tetapi juga memerlukan kecakapan untuk berfikir. Yang kedua prinsip-prinsip ini dengan sangat jelas menyetakan bahwa siswa dapat belajar matematika dengan pemahaman. Belajar ditingkatkan dalam kelas dengan cara para siswa diminta utuk menuilai ide-ide mereka atau ide-ide temanya, di dorong untuk membuat dugaan tentang matematika lalu mengujinya dan mengembangkan keterampilan memberi alasan yang logis.

5. Prinsip Penilaian
Penilaian harus tidak semata-mata untuk menilai siswa, akan tetapi lebih pada menilai diri sendiri sebagai guru dan harus dimanfaatkan juga untuk siswa yakni untuk menggairahkan untuk meningkatkan belajarnya.Penilaian yang melibatkan pengamatan yang terus menerus dan interaksi siswa, akan mendorong siswa untuk menyampaikan dan menjelaskan gagasan dengan lancer. Umpan balik dari penilaian harian akan membantu siswa mencapai tujuannya dan menjadikan mereka tidak selalu bergantung kepada orang lain.

6. Prinsip Tehnologi
Kalkulator dan computer harus dilihat sebagai alat yang penting dalam belajar dan mengerjakan matematika di kelas. Tehnologi memungkinkan siswa untuk memfokuskan diri pada ide-ide matematika, pemahaman, dan menyelesaikan soal, yang tidak mungkin dikerjakan tampa bantuan kalkulator atau computer. Tehnologi meningkatkan proses belajar matematika karena memungkinkan eksplorasi yang lebih luas dan memperbaiki penyajian ide-ide matematika. Dengan tehnologi lebih banyak soal dapat dipecahkan. Dengan tehnologi juga memungkinkan siswa tertentu untuk mengesampingkan bagian yang kurang penting sehingga waktunya dapat dipakai memahami bagian matematika yang penting.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar di bawah ini . . .